MPLIK Dapat Bebaskan Warga Bungin dari Kesenjangan Informasi

Era serbacanggih saat ini mestinya warga di desa terpencil dan perbatasan Tidak boleh terjadi Kesenjangan teknologi . Inilah tujuan pemerintah memberikan bantuan Mobil Pusat Pelayanan Internet Kecamatan (MPLIK).MPLIK bantuan Kominfo dapat dimanfaatkan dengan baik, terutama dalam memberikan informasi siaran yang bernuansa religius, pendidikan, kesehatan, dan informasi pemerintahan yang perlu disampaikan kepada masyarakat. “Bila perlu ada siaran khusus tentang agama, pendidikan, dan kesehatan.Melihat hal ini agar dapat menjadikan warga di Kecamatan Bungin terhindar dari kesenjangan teknologi di sebapkan oleh kurangnya sarana komunikasi maka  Mobil Pusat Pelayanan Internet Kecamatan (MPLIK) dianggap sebagaia solusi tepat karena dengan Perangkat yang mampu beroperasi di daerah terpencil karena mengunakan jaringan satelit sehinggah dapat di tempatkan di daerah terpencil seperti daerah Kecamatan Bungin. dengan adanya MPLIK ini maka siswa di seluruh tingkatan sekolah dapat mengakses internet untuk menambah pengetahuan dan hiburan dan warga dapat mengunakanya sebagai sarana belajar teknologi informasi serta MPLIK juga dapat di mamfaatkan oleh aparat pemerintah dalam menunjang e – Goverment. Baca selengkapnya…

Kategori:BERITA

Potensi Desa Nating Menjadi Obyek Wisata Olah Raga Bersepeda

Wisata olah raga adalah kegiatan wisata yang dilakukan dengan melakukan aktivitas olah raga yang menyenangkan, umumnya dilakukan di kawasan obyek wisata. Wisata olah raga merupakan salah satu jenis kegiatan wisata dapat perkembang cukup pesat melihat hal tersebut Desa Nating di Kecamatan Bungin, Kabuapten Enrekang berpotensi menjadi obyek wisata Olahraga bersepeda karean di dukung oleh Kondisi geografis Nating yang membuatnya menantang adalah berada di ketinggian 1.400 mdpl (meter dari permukaan laut). Akses ke daerah ini jalan seadanya dari Desa Bungin, Ibu Kota Kecamatan yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.Menyebapkan arena ini sangat cocok menjadi pemicu adrenalin untuk olahraga downhill. Dengan jalur terjal dan ekstrim. Samping kanan gunung, kirinya jurang. Tetapi masih cukup aman dilalui. Jarak Kecamatan Bungin dari Kota Enrekang, memang cukup jauh. Sekira 70 kilometer. Jalurnya melewati dua kecamatan, yakni Anggeraja dan Baraka. Namun, itu bisa ditempuh dalam waktu sekira dua jam dengan kendaraan. Baik roda dua maupun empat.Saat ini, aksesnya mulai bagus. Tak sulit ke sana. Hanya jalan ke Nating dari Bungin yang sidikit susah. Butuh pengorbanan. Sesampai di Dusun Nating, pendatang bakal disapa para pribumi dengan ramah. Ada sekira 40 KK di sana. Masih sedikit memang. Maklum, terpencil.Pendatang juga bisa rehat sejenak di rumah warga. Kalau mau, Anda juga bisa menikmati udara sejuk di sana dengan peralatan seadanya.Titik start downhill, bisa dimulai dari pemukiman penduduk. Seratus meter setelahnya, bonus pertama langsung menanti. Turunan terjal dengan variasi jalan berbatu bakal mewarnai kayuhan pedal.Melalui jalur ini, mental cukup teruji. Namun, bagi pecinta downhill, hal seperti ini malah membuat semuanya sempurna. Tentunya dengan skill mumpuni. Semua itu akan serasa di dunia antah berantah. Melaju kencang dengan dua roda tanpa tenaga ekstra.Setelah itu, akan dijumpai jembatan kecil berukuran 3 x 1 meter. Di bawahnya, air jernih mengalir. Titik ini pula sebagai pertanda, karakter jalur mulai berganti. Baca selengkapnya…

Kategori:BERITA

Warga Bungin Bebas Pemadaman Bergilir

Pemerintah Kabupaten (Pemkab Enrekang) menjadikan Kecamatan Bungin sebagai kecamatan mandiri energi, sehingga warganya bebas dari pemadaman listrik bergilir PLN.Bupati Enrekang, Latinro Latunrung, menetapkan Bungin sebagai kecamatan mandiri energi pada perayaan HUT Ke-52 Kabupaten Enrekang, .Saat ini, kecamatan itu telah memiliki tiga Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) non-PLN.Karena itu, pemkab menetapkan kecamatan ini sebagai pilot project Kecamatan Mandiri Energi (KME).Di kecamatan ini, sebanyak 1.334 rumah menikmati listrik hasil produksi PLTMH non-PLN.PLTMH Bungin berkapasitas 90 KW melayani Desa Bungin, Desa Baruka, dan Desa Sawitto. Pembangunan PLTMH ini menelan biaya Rp 2,5 miliar yang bersumber dari APBN, APBD Sulsel, dan APBD Enrekang.Hingga awal tahun 2010, jumlah rumah yang sudah menikmati listrik dari PLTMH Bungin sebanyak 769 unit.PLTMH Tallang Rilau berkapasitas 62 KW melayani Desa Tallang Rilau, Desa Banua, dan Desa Bungin. Jumlah sambungan 306 unit rumah, setelah dibangun 2008 lalu. Baca selengkapnya…

Kategori:PROFIL

PROFIL KECAMATAN BUNGIN

Kecamatan Bungin dibentuk Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 09 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kecamatan Bungin Kabupaten Enrekang sebagai hasil pemekaran dari Kacamatan Maiwa, sebelum statusnya didefinitifkan, bernama Kecamatan Maiwa Atas. Secara geografis wilayah Kecamatan Bungin terletak di sebelah timur ibukota Kabupaten Enrekang dengan luas wilayah sebesar 236,84 km² dan berjarak ± 65 km dariibukota Kabupaten Enrekang dengan ketinggian bervariasi antara 500 m sampai dengan 2.000 m di atas permukaan laut, hal tersebut merupakan salah satu tantangan tersendiri dalam pelaksanaan tugas pembinaan pemerintahan, perencanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan terutama akses menuju desa yang harus ditempuh melalui medan yang sulit.

Kecamatan Bungin berbatasan dengan :

  1. Sebelah Utara dengan : Kecamatan Baraka dan Kec. Buntu Batu
  2. Sebelah Timur dengan : Kabupaten Luwu
  3. Sebelah Selatan dengan : Kabupaten Sidrap
  4. Sebelah Barat dengan : Kecamatan Maiwa dan Kec. Enrekang

Secara administratif pemerintahan terbagi menjadi 6 desa dan 23 dusun yang kesemuanya berada pada wilayah gugusan pegunungan Latimojong. Adapun keadaan penduduk di Kecamatan Bungin berjumlah 5.408 jiwa dengan 1.250 Kepala Keluarga yang terdiri dari 2.845 jiwa penduduk laki-laki dan 2.563 jiwa penduduk perempuan yang merupakan masyarakat yang homogeny dengan mata pencaharian sebagian besar sebagai petani dan pekebun.
Untuk lebih jelasnya, Profil singkat Kecamatan Bungin dapat dilihat pada table berikut :

Kecamatan Bungin memiliki topografi daerah pegunungan dan perbukitan dengan curah hujan yang tinggi dan suhu rata-rata berkisar antara 18C sampai dengan 25C selain itu memiliki sumber air yang mencukupi sehingga memiliki potensi pengembangan berbagai macam komoditi pertanian dan perkebunan disamping potensi sumber energy terbarukan dimanfaatkan untuk menciptakan sumber listrik melalui Pembangkit Listrik Mikro Hidro (PLTMH). Oleh karena jaringan listrik dari PLN belum menjangkau wilayah Kecamatan Bungin sehingga satu-satunya sumber listrik bagi warga adalah PLTMH tersebut, hal inilah yang menyebabkan Kecamatan Bungin disebut sebagai Kecamatan Mandiri Energi.

Adapun Luas Sebaran Potensi Komoditi Pertanian di Kecamatan Bungin dapat dilihat pada table berikut :

Selain komoditi tersebut di atas, juga terdapat Komoditi perkebunan yang menjadi sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Kecamatan Bungin dan merupakan produk unggulan Kabupaten Enrekang yaitu Kopi dengan luasan sebaran kebun sebanyak 1.344,5 Ha terdiri dari Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) seluas 531,2 Ha termasuk di dalamnya Program Pemurnian Kopi Arabika Tipika seluas ± 30 Ha pada Kebun Induk dan ± 80 Ha yang tersebar di masyarakat sebagai persiapan penyulaman, Tanaman Menghasilkan (TM) seluas 642 Ha dan Tanaman Tua/Rusak tetapi masih menghasilkan (TT/TR) seluas 171,3 Ha termasuk tanman kopi arabika tipika yang telah berumur ratusan tahun dengan jumlah produksi secara keseluruhan sebanyak 374,286 ton per tahun

Terdapat juga kemiri dengan luas lahan 431,7 Ha sebagai salah satu komoditi terbanyak yang dibudidayakan oleh masyarakat Kecamatan Bungin dengan jumlah produksi sebanyak 115,1828 ton per tahun.

Untuk lebih jelasnya mengenai luas areal dan jumlah produksi tanaman perkebunan se-Kecamatan Bungin dan data statistic perdesa dapat dilihat pada table Tabel 3 lampiran Profil Kecamatan Bungin

Dibidang peternakan, Kecamatan Bungin sangat berpotensi sebagai daerah pengembangan ternak sapi, kerbau, ayam buras, kambing dan itik.



Kategori:PROFIL